Tren fashion hijab kembali mewarnai Ramadan. Kombinasi gaya berbusana
muslim yang lebih trendi ini semakin digandrungi para wanita muslim.
Berbagai item fashion untuk hijab kini juga semakin banyak. Salah satunya adalah manset atau baju dalam yang terbuat dari bahan
katun maupun tees. Manset mulai digandrungi seiring perkembangan tren
hijab. Kaos berlengan panjang ini selalu dipakai sebagai dalaman dan
sebagai penyempurna gaya berhijab yang dapat divariasi dengan busana
lainnya.
Hijab, jilbab kini tidak lagi menjadi dominasi ibu-ibu pengajian,
aktivis kampus, dan gadis mungil yang sedang mengaji di surau. Ia telah
bertransformasi masuk ke setiap celah aktivitas seorang Muslimah. Tidak
sulit menemukan seorang wanita mengenakan jilbab atau yang mereka sebut
jilbab. Mulai dari karyawan di kantor, atlet olahraga, hingga jurnalis
dengan segala dinamikanya tidak ragu dan segan lagi untuk menunjukkan
eksistensinya sebagai seorang Muslimah.
Jilbab yang diperintahkan oleh Allah dalam surat An-Nur sudah tidak
lagi mendapatkan stereotip eksklusif dan kuno. Preseden seperti itu
telah lama ditinggalkan dengan semakin bermunculannya komunitas hijab
yang semakin mengukuhkan jilbab sebgai sebuah dimensi kebebasan seorang
Muslimah.
Dan katakanlah kepada wanita-wanita yang beriman, “Hendaklah
mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya dan janganlah
mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang biasa nampak dari padanya.
Dan hendaklah mereka menutupkan khumur (Ind: jilbab)nya ke dadanya…” (QS. An-Nur [24] : 31)
Tidak hanya komunitas hijab yang menjadikan hijab tersebut sebagai
identitas, euforia artis yang mencoba menutup auratnya atau paling tidak
menggunakan baju panjang telah menjadi model bagi banyak orang. Patut
disyukuri atas segala kemudahan yang kita rasakan di negeri ini. Dapat
kita bayangkan bagaimana Muslimah-Muslimah di Perancis dilarang datang
ke sekolah negeri jika tetap bersikukuh mengenakan jilbab. Belum lagi
bagaimana biadabnya Zionis Yahudi Laknatullah dengan semena-mena
terkadang melepas dengan paksa hijab yang dikenakan saudara-saudara kita
yang ada di Palestina. Kita turut prihatin terhadap kondisi saudara
kita tersebut dan sentiasa bersyukur atas segala kemudahan yang ada.
Fenomena maraknya penggunaan jilbab juga diikuti dengan semakin
menjamurnya jilbab yang gaya dan funky. Bagus? Tentu saja, dengan adanya
model-model baru, colourful dan penuh aksesoris membuat jilbab saat ini
sangat jauh dari kesan “ketinggalan zaman” dan “emak-emak oriented”.
Syari? nah, that’s the problem! Syari berarti sesuai syariah, syariah
sendiri secara singkat berarti hukum atau aturan yang mengatur hubungan
antara manusia-Allah serta manusia-manusia. Syariah sifatnya mengikat
dan berpokok pada Al-Quran dan Hadis. Lalu seperti apa Islam
mensyaratkan hijab.
“Hendaklah mereka itu mengeluarkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” (QS. Al-Ahzab [33] : 59)
Jilbab untuk seorang Muslimah dipahami menutupi auratnya ke seluruh
tubuh dan hanya muka dan telapak tangan yang boleh tampak. Bagaimana
dengan Gaya Hijab masa kini? Kita bisa mendapati bagaimana syari bukan
lagi menjadi faktor utama dalam mengenakan hijab. Gaya dan trendi seolah
paten yang harus diikuti.
Banyak yang berkilah bahwa hijab dengan
segala modernitas yang ada merupakan sebuah upaya transformasi persepsi
tentang jilbab. Akan tetapi, tidak jarang justru jilbab itu sendiri
kehilangan jati diri.
Hati tidak ada yang bisa menyelami. Niat pun hanya Rabb yang
mengetahui. Jilbab atau hijab memang sudah sewajarnya dihapuskan dari
aksioma kuno dan ketinggalan zaman. Kenapa? Agar hijab tidak lagi hanya
dekat dengan golongan tertentu. Akan tetapi transisi fisik hijab hingga
menghilangkan dimensi kemuliannya justru tidak bisa dianggap baik.
Dengan demikian Syari haruslah menjadi faktor utama dan pertama dalam
mengenakan hijab bukan justru gaul dan funky yang mendominasi. manusia
suka dan Insyaallah Allah pun ridha.
Dilema hijab memang terjadi. Tapi semuanya wajib diapresiasi. Atas
upaya-upaya untuk membumikan hijab, melautkan jilbab. Jangan ragu untuk
melangkah, karena tugas kita hanyalah berusaha. Berusaha menutup aurat
dengan sebaik-baiknya. Jika belum mampu untuk berjilbab secara syariah
namun gaya, belajarlah untuk berjilbab gaya namun perlahan beralih ke
jilbab syari yang sempurna. Semuanya akan dinilai. Insyaallah.
“Dan tidaklah layak bagi orang Mukmin laki-laki maupun bagi orang
Mukmin perempuan, jika Allah dan rasul-Nya telah menetapkan suatu
ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) dalam urusan mereka.
Barangsiapa mendurhakai Allah dan rasul-Nya, maka sesungguhnya dia
telah sesat, dengan kesesatan yang nyata.” (QS. Al-Ahzab [33]: 36) (eramuslim)
(berbagai sumber)
0 comments:
Post a Comment